kebenaran (Nabi Muhammad) dari Allah dan sebuah kitab (Al-Qur" an) yang jelas nyata keterangannya ". Maksud cahaya (nur) di sini ialah Muhammad".2 Menurut tafsiran ini bahawa Muhammad itu nur sabit dari ayat di atas. Nas-Nas mengenai Kejadian / Kenabian Muhammad Terdapat beberapa nas mengenai kejadian / kenabian Muhammad s.a.w
Akan tetapi sifat dan asma itu sendiri identik dengan zat. Di sini kita berhadapan dengan zat Allah Yang Esa, tetapi Ia mengandung di dalam diri-Nya berbagai bentuk potensial dari hakikat alam semesta (a'yan tsabitah). Martabat tajalli syuhud disebut juga faid muqaddas (limpahan suci) dan ta'ayyun tsani (penampakan diri peringkat kedua). Menurut Hallaj Nur Muhammad memiliki dua hakikat: 'qadimah' sebagai 'nur al-azali' yang menjadi sumber ilmu dan irfan serta sebagai titik tolak munculnya para nabi dan aulia Allah dan 'haditsah Jadi pada hakikatnya cahaya adalah diri matahari itu sendiri, dan tidak lain. Memahami nur sebagai diri Muhammad jangan seperti memahami cahaya secara harfiah, melainkan harus kepada esensi sebagaimana Allah juga menamakan diri-Nya sebagai sumber cahaya langit dan bumi, "Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi." (An Nur: 35). 1.Jadi, tidak mungkin kita dapat menyembah Allah dan benar-benar tersambung dengan-Nya. Tidak mungkin kita khusyuk. Kecuali ada bantuan quwwah dari Dia sendiri. Nur Muhammad yang berasal dari sisi Tuhan inilah yang menjadi The Power of Shalat.
Dalam kitab Hikayat Nur Muhammad diceritakan bahwa tubuh manusia (anak Adam) mengandungi tiga unsur, yakni jasad, hati dan roh. Di dalam roh terdapat hakikat, di dalam hakikat tersimpan rahasia, rahasia itulah yang dinamakan makrifah Allah. Di dalam makrifah pula ada zat yang tidak menyerupai sesuatu pun. nMpqw.