- Wayang dalam budaya Jawa merupakan bentuk kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan namun juga media penyampaian pesan dan filosofi. Dalam sebuah pertunjukan wayang biasanya akan ditampilkan tokoh-tokoh pewayangan, salah satunya dijuluki dengan juga Mengenal Wayang Golek, dari Sejarah hingga Dalang Asep Sunandar Sunarya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Punakawan adalah pelayan atau pengawal raja atau bangsawan pada zaman dahulu. Punakawan berasal dari gabungan dua buah kata yaitu 'pana' yang berarti paham, dan 'kawan' artinya teman, sehingga mereka bukanlah abdi biasa namun juga bertindak sebagai penasehat. Baca juga Asal-usul Kesenian Tradisional Wayang Garing di Serang BantenPada cerita pewayangan, Punakawan digambarkan sebagai karakter jenaka dengan sifat menghibur, humoris, namun juga penuh filosofi. Punakawan terdiri dari empat sosok yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Baca juga Simak Koleksi Museum Wayang Wonogiri, Ada Wayang yang Dibuat Tahun 1716 Dilansir dari laman berikut adalah penjelasan keempat sosok yang terkenal dalam cerita pewayangan ini. 1. Semar Semar adalah Punakawan yang memiliki tubuh gemuk, leher pendek, jari telunjuk menuding, mata menyipit, dan wajah tersenyum. Semar juga dipercaya menjadi sosok jelmaan dewa yang hidup sebagai rakyat jelata membantu para ksatria. Nama Semar berasal dari istilah haseming samar-samar’ yang berarti Sang Penuntun.
BahasaIndonesia merupakan bahasa utama yang dipakai di Indonesia.Bahasa Indonesia tersebut wajib dipelajari mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Akan tetapi untuk anak-anak warga negara asing pemerintah tidak mewajibkan mereka untuk mempelajari bahasa Indonesia tersebut. Di bulan desember tahun 2014 lalu, pemerintah menetapkan bahwa bahasa
Punakawan, karakter pewayangan Jawa. Foto Nunki Lasmaria Pangaribuan/ kumparanDalam kehidupan masyarakat Jawa, wayang merupakan seni pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga berperan sebagai sarana edukasi. Edukasi itu disampaikan melalui cerita maupun karakter para tokohnya. Salah satu tokoh pewayangan yang cukup terkenal adalah adalah penjelmaan dewa yang terdiri atas Semar dan ketiga anaknya, yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong. Dalam cerita pewayangan, kelompok ini dikenal sebagai penasihat spiritual, teman bercengkrama, dan penghibur di kala susah yang bertugas mengajak para ksatria asuhannya untuk selalu berbuat berasal dari kata “pana” yang artinya paham, dan kawan yang artinya “teman”. Maksudnya, para punakawan bukan hanya sebagai abdi atau pengikut biasa, tetapi mereka juga memahami apa yang sedang menimpa majikan mereka dan seringkali bertindak sebagai penasihat pamomong.Berbanding terbalik dengan para ksatria yang selalu digambarkan dengan sikap sopan, santun, lemah lembut, dan kaku, punakawan memiliki sifat humoris dan menghibur sehingga kemunculannya selalu dinantikan masyarakat, khususnya para penikmat karakter punakawan memiliki sifat dan ciri fisik yang memiliki makna tertentu. Berikut penjelasan SemarIlustrasi Semar. Foto iStockDalam pewayangan, Semar berperan sebagai pengasuh golongan ksatria. Semar digambarkan selalu tersenyum, tetapi bermata sembab. Mengutip buku The Pakubuwono Club oleh Agung Prabowo, penggambaran tersebut merupakan simbol suka dan duka. Semar memiliki wajah yang tua, tapi potongan rambutnya seperti anak kecil, yang maksudnya sebagai simbol tua sekaligus muda. Meski berjenis kelamin laki-laki, Semar memiliki payudara layaknya perempuan. Ini merupakan simbol pengayom semua manusia, pria maupun wanita. Ia merupakan penjelmaan dewa, tetapi hidup sebagai rakyat jelata yang menjadi simbol atasan dan GarengSosok yang lebih dikenal dengan nama Gareng ini memiliki nama lengkap Nala Gareng, artinya hati yang kering. Gareng adalah punakawan berkaki pincang. Ini merupakan simbol dari sifatnya sebagai pemuda yang selalu berhati-hati dalam itu, Gareng memiliki cacat fisik lainnya, tangan yang ceko atau patah. Ini menyimbolkan kejujuran bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak orang PetrukIlustrasi punakawan Petruk. Foto iStockPetruk memiliki fisik buruk rupa, tapi selalu menjaga kebenaran dan kebaikan. Karakternya mengandung nasihat di baliknya, yakni untuk jangan menilai seseorang dari rupa atau apa yang tampak selalu menyampaikan kebenaran dengan apa adanya. Ia menyampaikan apa yang menurutnya benar dan tidak dipengaruhi kekuasaan apapun. Dalam salah satu kisah diperlihatkan bahwa meski tidak memiliki senjata apapun, Petruk tetap menyampaikan kebenaran dan BagongBagong diciptakan dari bayangan Semar. Saat pertama turun ke bumi, Semar yang bertugas sebagai penasihat manusia merasa kesepian. Karena itu, ia memohon kepada ayahnya, Sang Hyang Tunggal, agar diberikan teman. Sang Hyang Tunggal pun menjadikan bayangan Semar sebagai teman baginya. Itu sebabnya bentuk dan wajah Bagong mirip dengan memiliki perut yang buncit, hidung pesek, dan bokong yang besar. Bagong memiliki sifat kekanak-kanakan, lancang tapi lucu. Ia jarang berbicara, tetapi sekalinya berbicara bisa membuat orang tertawa. Bagong juga merupakan kritikus tajam bagi tokoh wayang lain yang tidak bertindak Bagong sebenarnya anak pertama Semar, dalam pewayangan Jawa Tengah, ia sering dianggap sebagai anak bungsu. Kesalahan ini terutama disebabkan karena sifat Bagong yang kekanak-kanakan.
7FtIpNF.